oleh

Melihat Cara Seniman Tato Tradisional Merajah Tubuh

LOKABALI.COM – Tato bukan saja menjadi tren dan gaya hidup. Namun di sejumlah tempat di Indonesia, tato adalah budaya yang menjadi kearifan lokal masyarakat. Sebut saja tato yang berkembang di masyarakat Borneo dan Mentawai. Tato disana memiliki arti khusus dan dilakukan dengan teknik hand tapping atau tato tradisional.

Seperti yang dikatakan Vincent Wisnu seorang artis tato tradisional. Sebelum menekuni profesinya itu, ia belajar tentang budaya dan karakter desain tato tradisional.

“Terutama untuk desain memang kita harus paham dulu. Karena ini menyangkut tradisi dan budaya di masyarakat Borneo dan Mentawai, maka kita harus tahu simbol-simbol apa yang boleh dan tidak boleh dijadikan dalam desain,” jelas Vincent di Bali Creative Industry Centre, Denpasar, Bali, Sabtu, 25 Mei 2019.

Ia mengatakan, simbol-simbol tertentu biasanya diberikan untuk seseorang atas ketokohannya di masyarakat. Tapi, ketika ada yang ingin merajah tubuhnya dengan simbol yang dimaksud, maka dirinya berkewajiban merubahnya menjadi desain kustom.

“Karena ini menyangkut kedepannya juga, siapa tahu nanti orang yang kita tato ketemu dengan orang yang paham simbol-simbol itu, kemudian ditanyai, kan repot sendiri jadinya,” jelas Vincent.

Sono Marsono, seniman tato tradisional merajah tubuh seorang ekspatriat di Bali Tatto Expo 2019 – foto: Lokabali.com

Diluar itu, di tengah gencarnya tato dengan mesin moderen, ternyata wisatawan asing lebih memilih cara tradisional dibandingkan tato ala moderen.

Ia menjelaskan, alasan customer yang ingin merajah tubuh dengan cara tradisional, karena terkandung makna dan filosofi di setiap gambar yang ada.

“Seperti kita lah. Kita begitu tergila-gila dengan tato Amerika misalnya, begitu pun mereka, juga tertarik dengan tato tradisional punya kita,” jelasnya.

Merajah tubuh dengan cara tradisional itu memang terlihat rumit. Seperti yang dilakukan seniman tato tradisional Sono Marsono, yang merajah seorang bule. Ia dibantu oleh orang lain yang bertugas menarik kulit yang akan ditato agar mudah untuk digambar.

Namun Vincent kembali mengatakan, tato tradisional ini memiliki waktu terpendek hanya satu jam sudah selesai.

“Kita ada satu jam selesai. Tapi ada juga yang lama, karena memang manual,” jelasnya. (Way)

Follow Lokabali.com di Google News



Komentar

Berita Lain