LOKABALI.COM Berdirinya Projo Mangkunegaran tak lepas dari peran punggawa baku yang di pilih langsung oleh Pangeran Sambernyawa untuk mendampingi perjuangannya. Jasa dan peran punggawa baku tidak hanya berjuang mengorbankan jiwa dan raga, tetapi juga menjalani laku bertapa dan puasa agar cita cita perjuangan Pangeran Sambernyawa dapat segera terwujud.
Dengan memegang sumpah Tri Darma tiji tibeh, mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh, empat puluh punggawa baku akhirnya berhasil mendampingi Pangeran Sambernyawa mewujudkan berdirinya praja Mangkunegaran.
Di akhir masa hidupnya keempat puluh punggawa baku tersebut menetap dan di makamkan secara terpisah di beberapa daerah yang berbeda diantaranya di Wonogiri, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sleman, dan Solo.
Bahkan ada juga yang di makamkan di Kaliwungu, Kendal, Semarang.
Sementara itu salah satu makam di Desa Tlobo, Jatiyoso yang di akui oleh warga sekitar merupakan makam pengikut Pangeran Sambernyawa bernama Ki Djoyo Pagerwaja saat ini berada di area pembangunan waduk Jlantah.
:’Ke depan jika pembangunan waduk sudah selesai dan mulai di fungsikan, di pastikan makam Ki Djoyo Pagerwojo akan tenggelam’ Jelas Indro Ismayadi, SE, M.Pd, salah satu pegiat budaya yang memprihatinkan kondisi makam Ki Djoyo Pagerwojo.
Di katakan Indro, selain makam Ki Pagerwojo juga ada petilasan Pangeran Sambernyawa yang lokasinya tak jauh dari makam.
Dari pengakuan warga sekitar, sejauh ini belum ada kabar kapan makam yang memiliki keterkaitan sejarah dengan berdirinya Praja Mangkunegaran tersebut akan di pindahkan ke tempat lain yang lebih aman.
‘Baik oleh dinas terkait ataupun pihak praja Mangkunegaran’ Kata salah satu warga desa menyampaikan keteranganya
Warga berharap, makam Ki Pagerwojo dipindahkan ke tempat lain yang lebih aman dan di lestarikan keberadaanya. Jangan sampai sejarah makam tersebut hilang.
Terpisah, Ketua Forum Budaya Mataram, Dr. BRM. Kusuma Putra, S.H., M.H menegaskan, setiap peninggalan sejarah yang masih ada hendaknya di upayakan dapat terus di lestarikan. Karena perintah undang undang yang harus di taati.
‘ Jangan sampai peninggalan masa lalu yang memiliki nilai peradaban sejarah hilang akibat tidak adanya kepedulian generasi penerus’ Tegas Dr.BRM. Kusuma Putra, SH, MH dalam keteranganya.
Seperti halnya makam Ki Pagerwojo dan makam para punggawa baku yang lain.
Spirit perjuangan dan patriotisme yang di ajarkan Pangeran Sambernyawa bersama punggawa baku hendaknya dapat menjadi suri tauladan dalam membangun bangsa dan negara. Tak terkecuali jejak sejarah yang ada di dalamnya, juga harus di jaga dan di lestarikan.
Di tambahkan Kusuma, penyelamatan aset sejarah dapat di kembangkan menjadi destinasi wisata edukasi dan religi. Sehingga dapat bersinergi dengan destinasi wisata yang lain.
Kusuma yakinkan, jika sektor wisata kedepan akan menjadi sektor unggulan perekonomian daerah. Oleh sebab itu sumber daya alam dan peninggalan sejarah dapat di manfaatkan secara maksimal oleh pemerintah daerah sebagai destinasi wisata dengan tetap menjaga kelestarianya.
Jasa perjuangan Pangeran Sambernyawa bersama punggawa baku juga di ingatkan oleh KGPAA Mangkunegara IV dalam serat Nayakawara yang ditulisnya. Agar para generasi penerus selalu ingat perjuangan Pangeran Sambernyawa bersama punggawa baku dalam mendirikan Praja Mangkunegaran yang rela mengorbankan jiwa dan raga.
Kusuma berharap adanya perhatian yang lebih serius dari pemerintah dan pihak pewaris terhadap peninggalan sejarah yang masih ada, agar tidak rusak dan hilang di telan keadaan./ jk
Komentar