LOKABALI.COM – Puri Kauhan Ubud kembali menggelar festival karya sastra untuk keempat kalinya. Event tersebut sebagai bagian dari upaya menggali nilai-nilai yang banyak ditemukan dalam manuskrip kuno di Bali.
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana menjelaskan, tema yang diangkat tahun ini terhubung dengan estafet kepemimpinan nasional melalui Pilpres dan Pilkada Serentak 2024.
“Tema yang diusung yakni, Niti Raja Sasana, Tongkat Sastra Kepemimpinan Negeri. Tahun 2024, Indonesia menyelenggarakan karya agung terbesar di dunia, yakni pemilu serentak,” kata Ari Dwipayana, Sabtu, 6 Juli 2024.
Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo ini menambahkan, pemimpin ideal menurut tradisi di Bali adalah pemimpin yang nyastra. Pemimpin yang menjadikan sastra sebagai tongkat penuntun.
Kekayaan nilai dan ajaran kepemimpinan Bali identik dengan sumber-sumber sastra sebagai pedoman dalam mengatur kerajaan. Sehingga sastra sebagai sumber referensi punya nilai dan ajaran kepemimpinan yang bisa digali, dikaji dan diadaptasi dengan konteks kekinian.
“Di tahun politik ini, proses demokrasi diharapkan menghasilkan pemimpin yang bukan hanya dipercaya rakyat tapi juga pemimpin yang mampu menjalankan pemerintahan dengan baik,” jelasnya.
Puri Kauhan Ubud yang menjadi salah satu simbol pusat kebudayaan Bali juga menyimpan sejumlah karya sastra yang ditulis menggunakan daun lontar. Salah manuskrip yang paling tua adalah Arthaveda atau Arthasastra.
Festival Sastra Saraswati Sewana 2024 akan akan digelar mulai 20-23 Juli 2024. Pembukaan akan dihadiri oleh Menkopolhukam, Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto.
Sejumlah kegiatan yang dilaksanakan diantaranya kompetisi film animasi, sharing session menghadirkan aktifis Sungai Watch Gary Bencheghib dan Ni Luh Pertama Djelantik.
Puri Kauhan Ubud sendiri merupakan heritage yang berlokasi di jantung wisata Ubud. Puri yang berdiri sejak abad 19 itu menjadi bagian perjalanan sejarah Bali dan Indonesia.
Di dalam Puri Kauhan tersimpan catatan sejarah, sastra Bali dan kisah budaya yang tertulis dalam manuskrip kuno daun pohon kelapa dan lontar. (Way)
Komentar