oleh

Mengenang Sejarah Perjuangan Pendiri AUB Surakarta, Tukidjo Martoatmodjo

-Education-1.796 views

LOKABALI.COM- Universitas Dharma AUB Surakarta (dulu AUB) merupakan salah satu kampus tertua di Kota Surakarta. Sejak berdiri pada tahun 1969, Universitas Dharma (UNDHA) AUB Surakarta telah meluluskan puluhan ribu anak bangsa sebagai generasi penerus pejuang kemerdekaan 1945.

Semangat perjuangan tersebut senantiasa terus di tanamkan, sebagai dasar prinsip di dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara oleh para pengurus yayasan beserta civitas akademik yang ada.

Meski lembaga perguruan tinggi swasta saat ini banyak yang mengalami krisis keberlanjutan, akan tetapi kondisi tersebut tak menyurutkan niat para pengurus Yayasan Karya Dharma Pancasila untuk terus memayungi UNDHA AUB Surakarta dalam mengemban amanat sang pendiri.

Semangat mencerdaskan bangsa melalui  pendidikan merupakan ruh perjuangan yang di amanatkan pendiri AUB Surakarta, MA Tukidjo Martoatmodjo  kepada para penerusnya, yang saat ini tongkat komando tersebut di pegang oleh Dr. Anggoro Panji Nugroho, M.M, selaku ketua Yayasan Karya Dharma Pancasila sekaligus cucu dari sang pendiri AUB.

Berbeda dengan kampus modern yang lahir karena tuntutan jaman, AUB Surakarta di dirikan sebagai kelanjutan dari perjuangan revolusi kemerdekaan yang kala itu di pelopori oleh para pejuang. Sehingga tidak lah aneh jika semangat perjuangan untuk mencerdaskan bangsa tidak hanya atas dasar nilai nilai luhur  semangat Pancasila, namun juga kearifan local.

Keterangan gambar : Ketua YKDP Dr. Anggoro Panji Nugroho, M. M. /foto: istimewa

Hal itu tercermin dari lahirnya Pusat Lembaga Kebudayaan Jawi (PLKJ) yang menjadi bagian dari Yayasan Karya Dharma Pancasila untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan Jawa.

Dalam kiprahnya PLKJ tidak hanya terus berupaya menjaga warisan budaya jawa, namun juga memberikan pernghargaan bagi para pelestari budaya jawa.

Banyak tokoh dari berbagai daerah pernah memperoleh penghargaan pelestari budaya dari PLKJ.

Tidak hanya pelestari di daerah, para tokoh nasional juga banyak memperoleh penghargaan dari PLKJ. Dari mulai pejabat pemerintahan, swasta, pelawak, penari, seniman hingga para abdi dalem, tercatat pernah menerima penghargaan dari PLKJ.

Oleh karena itu, di tengah ancaman dan gempuran arus infomasi bebas yang dapat merusak generasi muda kapan saja, Yayasan Karya Dharma Pancasila tetap berkomitmen menjaga amanat perjuangan pendiri AUB dengan mengedepankan intelektual, nilai nilai kebangsaan dan kearifan lokal.

Sebab hanya melalui penguatan tiga hal tersebut generasi muda tidak akan mudah terbawa arus yang merusak jatidiri dan kepribadian anak bangsa, serta memiliki semangat di dalam mencintasi bangsa dan negara Indonesia.

 

Sejarah berdirinya AUB. 

Setelah puluhan tahun berkiprah dalam dunia pendidikan akademi, AUB Surakarta terus mengalami metamorfosisi nama dan sekarang  menjadi Universitas Dharma AUB Surakarta.

AUB Surakarta di dirikan pada tahun 1972 oleh Tukidjo Martoatmodjo yang lahir pada 8 Agustus 1919.  Semasa hidupnya Tukidjo turut berjuang bersama para pejuang memperjuangkan kemerdekaan 1945.

Karier sekolah pertamanya di tamatkan di sekolah dasar Vervolk School tahun 1928. Kemudian tamat dari Mulo (inhemse) Arjuna 1932, di lanjutkan  Sekolah Pelayaran Tinggi di  Makasar pada tahun 1942, kemudian  mengikuti pendidikan keperwiraan di kasatrian Surabaya  dan kegiatan Kepanduan Bangsa Indonesia.

Riwayat perjuangan dan pekerjaan Tukidjo Martoadmojo pada tahun 1942 pernah menjabat sebagai Gumincuk.  Pada jaman pendudukan Jepang, Tukidjo pernah masuk menjadi Kaigun (Angkatan Laut Dai Nippon).

Kemudian pada tanggal 10 Nopember 1945 ikut berjuang bersama barisan penggempur di bawah komado Mayjen. dr Mustafa di Surabaya.

Masih di tahun 1945, Tukidjo bersama para aktifis perjuangan  menanggapi maklumat Wakil Presiden Moh. Hatta dengan merintis berdirinya PNI (Partai Nasional Indonesia) di Solo.

Masih di tahun 1945, Tukidjo turut serta mempelopori perjuangan pendirian BPIB (Barisan Pembebasan Irian Barat) dengan berdiskusi bersama Letkol Soeharto (Presiden soeharto) dan Gubernur Jawa Tengah semasa di jabat oleh Bp. Milono.

Pada tahun 1947 ia ikut mempelopori berdirinya Gerakan Pemuda Demokrat untuk menghadapi From  Demokrasi Rakyat. Di tahun 1950 Tukidjo turut mempelopori pembentukan Panitia Tujuh Belas Agustus di Surabaya yang menghasilkan ide berdirinya Tugu Pahlawan di Surabaya.

Masih di tahun yang sama Tukidjo Martoadmodjo mendirikan sekolah taman kanak kanak pertama di Jl. Kartini No.33 Surabaya.  Di tahun yang sama juga ia memprakarsai pagelaran karapan sapi di alun alun Surakarta .

Pada tahun 1953 Tukidjo membuat Sekolah Menengah Pertama Dahana di Kampung Sewu, Solo.  Di lanjut pada tahun 1956-1957 bekerjasama dengan pihak militer di dalam barisan pemuda dan militer  se Karesidenan Surakarta.

Masih pada tahun 1956, Tukidjo memprakarsai festival pendalaman di pagelaran keraton Surakarta, sekaligus mempelopori pembentukan BALADIKA WIRAPATI dalam rangka mempertahankan Pancasila/UUD 1945 dan pengamanan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Tahun 1960 ia ikut memprakarsai Gerakan Pembangunan Gedung Sekolah dalam rangka kewajiban belajar dan telah berhasil membangun enam sekolah dasar di Purwodiningratan Solo , selanjutnya  sekolah tersebut di serahkan kepada Pemerintah.

Masih di sekitar tahun yang sama, Tukidjo Martoatmodjo membuat Taman Kanak Kanak Siwi Peni di Purwodiningratan Solo.  Tahun 1962 aktif di FRONT NASIONAL Kodya Surakarta.

Pada tahun 1966 di bantu oleh lima orang teman dekatnya, Tukidjo Martoatmodjo mendirikan Yayasan Dharma Pancasila  sebagai cikal bakal organisasi yang menaungi AUB Surakarta. Tiga tahun selanjutnya pada tahun 1969, Yayasan Dharma Pancasila mendirikan Akademi Uang Bank Pancasila sebagai cikal bakal dari perguruan tinggi Universitas Dharma AUB Surakarta.

Kemudian pada tahun 1972 Tukidjo Martoatmodjo mendirikan Pusat Lembaga Kebudayaan Jawi (PLKJ) atas restu para sesepuh diantaranya, GPH Hadiwidjaya,  KHP Soemoharjomo dan Ki Nartosabdo.

Lanjut pada tahun 1973, ia mendirikan Akademi Pendidikan Sekretarese yang sekarang menjadi Akademi Sekretaris dan Manajemen Pendidikan (ASMI) Solo.

Kemudian mendirikan Akademi Tehnik  Perindustrian (ATP) Surakarta pada tahun 1976. Di susul dua tahun kemudian mendirikan Akademi Transmigrasi dan Tenaga Kerja Indonesia (ATTKI) yang sekarang menjadi Akademi Managemen Industri (AMI) Surakarta.

Tukidjo juga mendirikan SMA Pancasila, Solo, SMA Pancasila Pedan, SMP Dharma Pancasila di Mojosongo, Solo, serta beberapa TK Dharma Pancasila di Kota solo.

Tahun 1968 mendirikan Biro administrasi dan Pelayanan Masyarakat (BAPEMAS)  dan mendirikan kursus kursus tertulis (S.A.A dan S.P.A) pada tahun 1973.

Setahun sebelumnya Tukidjo mendirikan lembaga pengamalan Pancasila dengan mengadakan sarasehan dan penataran tentang pengamalan Pancasila. Kemudian mendirikan lembaga komunikasi konsumen dan produsen pada tahun 1973, serta  persatuan pengarang sastra jawa dan Indonesia, Koran Mardiko Dharmakanda yang terbit pada tanggal 5 Oktober 1969 dan LPK Dharma Pancasila dan Poliklinik  Tri Dharma Husada pada tahun 1995.

Sederet perjuangan pendiri AUB ini tentu merupakan pesan dan amanat yang harus di pegang teguh oleh para penerus di dalam mengelola kampus sebagai sarana untuk mencerdaskan bangsa.

Universitas Dharma AUB Surakarta tidak hanya meneguhkan diri sebagai kampus Nasionalis yang berpegang  teguh pada nilai nilai luhur Pancasila dan UUD 1945, namun juga mempelopori upaya penyelamatan dan pelestarian budaya, khususnya adi luhung budaya jawa.

 

 

 

Follow Lokabali.com di Google News



Komentar

Berita Lain