LOKABALI.COM- Setelah di deklarasikan di Tawangmangu pada hari Senin 24 Juni 2024, Garda Wali Nusantara atau yang di singkat Gawantara, kini mulai melengkapi kepengurusan dan menyusun seluruh program yang akan di kerjakan selama satu tahu kedepan.
Gawantara merupakan kumpulan para pemerhati sejarah, akademisi, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang peduli terhadap sejarah Nusantara.

Dalam kiprahnya kedepan, Gawantara akan menekankan pada perlindungan sejarah dan kajian budaya. Baik yang di ambil dari manuskrip manuskrip kuna, prasasti dan catatan catatan sejarah yang ada di pesantren.
Menurut salah satu dewan pendiri Gawantara, KH. KRT. Joko Parwoto, ST, AL Hafidz, organisasi tersebut di bentuk lantaran banyak pengaburan sejarah yang akhir akhir ini marak beredar di media sosial. Kita tak pernah menyadari, jika perusakan dan pengaburan tersebut akan membawa dampak sangat besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejarah yang kita kenal selama ini kerap di artikan cerita dongeng masa silam. Padahal dalam sejarah tersebut tersimpan nilai karakter jatidiri sebuah bangsa.
Dalam sejarah juga tersimpan peradaban budaya, asal usul satu kaum dalam sebuah bangsa, serta kandungan nilai kearifan yang selama ini ada di tengah masyarakat.
Hanya saja saat ini yang menjadi persoalan, upaya pelestarian budaya kerap di maknai dalam frame yang sempit, berkisar pada kebendaanya saja. Sehingga literasi sejarah kurang memperoleh payung hukum yang memadai.
Padahal perjalanan masyarakat dalam suatu masa yang di catat oleh sejarah adalah sebuah warisan yang harus kita jaga.
Kurangnya perlindungan hukum tersebut membuat pengaburan dan perusakan sejarah marak terjadi dimana mana.
‘Oleh sebab alasan inilah maka kami mendirikan Garda Wali Nusantara yang bergerak di bidang kajian, penyelamatan dan pelestarian sejarah Nusantara. Tak terkecuali menjaga keaslian literasi Nusantara berdasarkan kajian ilmiah akademik ’ Ucap KH. KRT. Joko Parwoto menandaskan
Sebagai negara yang kaya dengan warisan sejarah imbuh Joko Parwoto, peninggalan sejarah tidak hanya membentuk identitas budaya bangsa, namun juga cermin perjalanan masyarakat di masa silam. Karakter sebuah bangsa juga dapat di lihat dari sejarah yang ada, begitupun jatidiri masyarakat yang ada di dalamnya.
Jika kita memahami betapa pentingnya nilai sejarah dalam kehidupan sebuah bangsa, maka sudah selayaknya berusaha sekuat tenaga untuk menjaganya. Pembelokan dan pengaburan sejarah tidak hanya mengikis karakter jati diri generasi muda dimasa yang akan datang, tetapi juga dapat menghancurkan satu kaum dalam sebuah bangsa.
Sebab bangsa yang kehilangan sejarahnya akan gampang di kendalikan dan di jajah jati dirinya.
Melalui visi menjaga marwah kedaulatan NKRI, Gawantara siap membangun sinergi dengan berbagai lembaga pendidikan, kebudayaan, keraton keraton di Nusantara dan pesantren pesantren melalui prinsip sejalan seirama.
Gawantara di harapkan akan menjadi organisasi yang mampu menjaga sejarah secara kebersamaan dan keberlanjutan, dengan mengedepankan edukasi kesadaran untuk masyarakat sebagai alat untuk melindungi sejarah Nusantara.
Sebab hanya melalui edukasi kesadaran kepada masyarakat, generasi muda akan mengenal, mencintai dan memiliki sejarah bangsanya sendiri. Dengan merasa memiliki, maka akan tumbuh kesadaran untuk menjaga dan melestarikanya, tukas dewan pendiri yang juga pengasuh PP Ijazul Quran, Sawit, Boyolali.
(Djk)
Komentar