oleh

Kusuma Putra : Membangun Kota Modern Berakar Budaya Kearifan

-Budaya-1.929 views

LOKABALI.COM- Solo sebagai kota budaya di Indonesia khususnya budaya Jawa, memiliki akar budaya yang tak bisa di lepaskan dari nilai nilai luhur perilaku masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi religius dan budi pekerti.

Culture perilaku masyarakat Jawa tersebut tentu memiliki korelasi erat dengan kebijakan pembangunan yang ada di Kota Solo.

Apalagi sebagai Kota Budaya, Solo memiliki dua peninggalan sejarah peradaban bangsa terbesar di tanah jawa yakni, Keraton Mataram Islam Kasunanan dan Mangkunegaran.

Keduanya adalah sumber akar budaya yang selama ini membentuk dan membangun karakter masyarakat Kota Solo.

Dinamisasi peradaban dunia yang kian maju dan terus berkembang, menjadikan kota kota di dunia mengalami metamorphosis peradaban, tak terkecuali Kota Solo.

Dari yang semula membangun kota mengutamakan keselarasan dan estetika budaya, kini mulai terkikis kepentingan pofit.

Begitupun dengan akar budaya yang ada di tengah masyarakat, lambat laun mereka juga turut menjauh dari karakter akar pembentuknya.

Hal tersebut di sampaikan oleh Bacalon Wawali Solo dari DPC PDIP Kota Surakarta, Dr. BRM Kusuma Putra, S.H,.M.H menyampaikan sekelumit gagasan visi budaya Pembangunan Kota Solo yang modern, berbudaya dan berkarakter.

Kusuma katakan, budaya dalam hal ini bukan seni dan tradisi, namun kearifan local yang telah berabad abad menjadi pembentuk karakter masyarakat dalam satu wilayah.

Kearifan local mengajarkan masyarakat memahami nilai toleransi , kebersamaan dan keberagaman ide dan gagasan.

Sehingga perbedaan pandangan dalam kearifan tersebut bukan alat perpecahan, justru sarana untuk lebih mempersatukan.

Sebab perbedaan dalam kearifan bukan pandangan yang buruk, melainkan pandangan baik untuk mencari yang terbaik.

Untuk itulah jika ingin membangun sebuah kota berdasar budaya, kita harus memahami cultur masyarakat, kebutuhan masyarakat dan implikasi Pembangunan pada masyarakat.

Pembangunan akan menjadikan sebuah kota maju dan modern, namun belum tentu Pembangunan tersebut berdampak pada penguatan kearifan masyarakat.

Jika kita memahami betapa pentingnya nilai kearifan di tengah masyarakat, maka kita akan berpikir bagaimana membangun sebuah kota modern yang berbudaya tanpa meninggalkan karakter asli masyarakatnya.

‘ Kota modern dengan polesan wajah asli budayanya, beserta perilaku masyarakat yang masih memegang teguh akar kearifan yang di milikinya. Seperti inilah Kota modern dan berbudaya ‘ Ujar Ketua FBM sekaligus Dewan Penyelamat dan Pemerhati Seni Budaya Indonesia (DPPSBI).

Sebagai ketua salah satu yayasan budaya Kusuma memahami betul, untuk mengemban visi membangun kota modern dan berbudaya, butuh pengalaman panjang di lapangan.

Oleh karena itu melalui yayasan yang di embanya, ia kerap menyelenggarakan diskusi bersama para pakar terkait upaya pelestarian budaya beserta nilai nilainya.

Dari sisi ekonomi dan budaya, FBM juga pernah menggelar pengukuhan nasi liwet sebagai ikon Kota Solo.. Sedangkan pada upaya pelestarian , FBM juga kerap mengawal proses hukum perusakan situs cagar budaya.

Untuk itulah semangat mencintai dan memiliki budaya harus dimiliki oleh seoramg pemimpin, agat dapat mensukseskan pembangunan kota yang modern dan berbudaya.

Sebab tanpa proses panjang tersebut mustahil dapat mewujudkan misinya.

Membangun kota modern berbudaya tak bisa di gagas melalui wacana saja namun harus memahami betul seluruh akar budaya yang ada di tengah masyarakat.

Sebab pembangunan tak hanya berdampak pada ekonomi saja, tetapi juga sosial dan budaya.

 

(Dj)

Follow Lokabali.com di Google News



Komentar

Berita Lain