LOKABALI.COM- Pengasuh pondok pesantren Kyai Ageng Selo, Klaten, Raden Tumenggung (RT) Kyai Sarwoko Rekso Pujodipuro, mengapresiasi terbentuknya formatur yang akan menyusun jajaran Pengurus Daerah (PD) dan Pengurus Cabang (PC) Jam’iyah Perjuangan Walisongo Indonesia di Kabupaten Boyolali.
Hal tersebut di sampaikan dia, usai menghadiri musyawarah bersama para kyai dan pengasuh pondok pesantren di Gedung Bumi Pertiwi Lor, Mojosongo, Boyolali. (Kamis,23/5/24).
Baca juga : Siswa SMAN 1 Simo Boyolali belajar mengenal makna tradisi upacara mantu gaya Surakarta
‘ Saya berharap setelah Boyolali, akan di susul kota dan kabupaten yang lain di soloraya’ Katanya menambahkan.
Masih menurut kata Kyai Sarwoko Rekso Pujodipuro, terbentuknya pengurus Perjuangan Walisongo Indonesia di berbagai daerah, khususnya di Soloraya, merupakan bukti nyata adanya kesamaan visi dan misi dari para kyai dan pengasuh pondok pesantren beserta para anak bangsa, ke dalam wadah pergerakan bidang keagamaan, pendidikan, ekonomi, budaya dan sosial.
Perkumpulan Perjuangan Walisongo Indonesia didirikan oleh ulama pondok pesantren dan anak keturunan walisongo beserta anak bangsa Indonesia di Pondok pesantren An-Nadwah Buntet Cirebon, pada tanggal 12 Safar 1445 Hijriyah atau tanggal 29 Agustus 2023 Masehi untuk waktu yang tidak terbatas.
Dengan berpedoman kepada Al- Qur’an, As-Sunnah, AlIjm dan AlQiyas menurut faham Ahlusunnah wal Jama’ah.
Sedangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, jam’iyah Perjuangan Walisongo Indonesia atau yang di singkat PWI, berasas pada Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Seperti halnya misi dan visi jam’iyah PWI untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan identitas bangsa, dan kemuliaan harkat dan martabat manusia.
Arah Perjuangan Walisongo Indonesia adalah melanjutkan ajaran Islam sebagaimana yang sudah didakwahkan oleh walisongo.
Untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang bermartabat dan berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan, kerukunan umat manusia dan terciptanya rahmat bagi semesta alam.
Pada bidang pendidikan, PWI mengupayakan terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, serta pengembangan kebudayaan sesuai dengan ajaran Islam untuk membina umat menjadi muslim yang takwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.
´Begitupun dalam usahanya menjaga dan melestarikan nilai nilai luhur sejarah dan budaya bangsa. PWI senantiasa berusaha semaksimal mungkin menjaga dan melestarikanya. Jangan sampai sejarah luhur bangsa di ambil dan di belokan sejarahnya hanya untuk kepentingan sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab, tanpa dasar dan kajian sejarah yang jelas.’ Jelasnya menandaskan.
Di akui oleh RT. Kyai Sarwoko Rekso Pujodipuro, di era moderan seperti sekarang ini semua informasi bisa di akses melalui internet.
Jika sebuah berita hoaks tentang pengaburan sejarah tidak tangkal dengan fakta sejarah, maka di kemudian hari berita hoaks tersebut akan menyesatkan anak cucu kita.
Untuk itulah melalui Jam’iyah Perkumpulan Perjuangan Walisongo Indonesia, kita disatukan oleh misi dan visi tentang upaya pelestarian kearifan local, seni dan budaya.
‘Demi untuk menjaga identitas bangsa, serta kemuliaan harkat dan martabat manusia’, pungkasnya.
Pada musyawarah yang berlangsung di Desa Jambukulon di sepakati bersama sebagai ketua tim formatur, KRT. KH. Joko Parwoto, S.T,.Al Hafidz dari ponpes Ijazul Quran, Sawit, Boyolali, yang akan menyusun pengurus daerah dan pengurus cabang di bantu perwakilan dari seluruh kecamatan se Kabupaten Boyolali. / Tok
Baca : Mengembalikan akar kearifan melalui kampung njawani di perkotaaan




















Komentar