oleh

FBM Apresiasi Semarak Jenang Sala 2022, Event Wisata Tanpa Meninggalkan Makna Kearifan

LOKABALI.COM – Pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan Keraton Kasunanan Surakarta, menggelar event semarak Jenang Sala 2022 dengan mengambil tema ‘ Jenang dalam 5 Fase Kehidupan Manusia ‘. Sabtu (18/6)

Hadir pada acara tersebut, Wakil Walikota Surakarta, Drs. Teguh Prakoso, Permaisuri Sinuhun PB XIII, Gusti Kanjeng Ratu Paku Buwono, para pejabat di lingkungan Pemkot Surakarta beserta masyarakat Solo pada umumnya.

Semarak jenang Sala 2022 di tandai dengan penyerahan jenang dari Wakil Walikota Surakarta kepada Ketua LPMK, di susul kemudian Permaisuri PB XIII yang juga menyerahkan jenang sebagai tanda seremoni Semarak Jenang Sala 2022.

Pada prosesi seremoni, 17 jenang dari berbagai ragam makna dan simbol, diarak oleh putra putri Solo di bawa di depan kori kamandungan. Selanjutnya ke 17 jenang tersebut di letakan di meja tersusun menyerupai bentuk gunungan .

Sementara itu makna 5 Frase Kehidupan dalam semarak Jenang Sala 2022 memiliki makna, jenang sebagai sebuah simbol perjalanan hidup manusia.

Seperti halnya jenang ketan dan jenang sumsum. Kedua jenang ini selalu ada saat hajat perkawinan dalam kehidupan masyarakat jawa. Jenang ketan dan jenang sumsum memiliki folosofi agar pasangan pengantin dapat selalu bersama, rukun menjalani kehidupan bersama di dunia.

Jenang procot atau yang juga di sebut jenang grawul, kerap di buat pada saat ibu hamil tua. Jenang ini di pakai sebagai simbol agar jabang bayi yang ada di dalam kandungan sang ibu mudah pada saat kelahiran.

Selain jenang ketan, sumsum dan jenang procot, juga ada jenang tedak siten dan jenang abang yang kerap di buat untuk upacara puputan.

Terpisah Ketua Umum FBM, Dr. BRM Kusuma Putra, SH, MH, mengapresiasi event semarak Jenang Sala 2022 yang di nilainya tidak meninggalkan makna kearifan yang ada.

Solo sebagai pusat budaya, tentunya banyak kearifan yang dapat di angkat menjadi destinasi wisata. Nilai kearifan inilah yang akan membuat solo kembali pada ruh jati dirinya sebagai kota Budaya. Solo masa lalu yang akan menjadi wajah solo di masa depan.

Destinasi wisata yang di bangun dari budaya kearifan, tidak hanya sekedar memiliki daya tarik pariwisata, namun juga dapat membangun karakter jati diri masyarakat secara luas. Tanpa memandang segala perbedaan yang ada.

Untuk itulah pembangunan sektor pariwisata di kota Solo di harapkan Ketua FBM, tetap mengutamakan nilai kearifan yang ada di tengah masyarakat.

‘Meski sektor budaya kreatif juga jangan di tinggalkan, tukasnya. / Jk

 

Follow Lokabali.com di Google News



Komentar

Berita Lain