LOKABALI.COM – Race for Water (RFW) Foundation menggandeng pemerintah Provinsi Bali dalam mengolah sampah plastik menjadi tenaga listrik. Marco Simeoni pendiri ‘Race for Water’ tiba di Bali dan bertemu dengan Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Selasa, 11 Juni 2019 di Tanjung Benoa.
Dalam kerjasama itu, RFW akan melakukan safari ke sejumlah sekolah pemerintah maupun sekolah internasional yang ada di Bali untuk memberikan edukasi. Sekaligus, yayasan yang didirikan pria asal Swiss itu, memperkenalkan teknologi baru pengolahan sampah plastik menjadi energi listrik.
“Kita harus cepat bergerak mencari solusi untuk mengurangi sampah plastik ini, sehingga potensi Bali sebagai destinasi wisata dunia tidak terkubur karena isu sampah plastik,” ujar Cok Ace saat menggelar keterangan pers di Tanjung Benoa, Selasa, 11 Juni 2019.
Pemerintah Bali, dikatakan Cok Ace, membuka peluang untuk masyarakat maupun investor luar, dalam memberikan solusi menangani sampah plastik. Sampah plastik yang dihasilkan Bali mencapai 400 ton per hari.
Pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali (Pergub) No.97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.
Dalam pertemuan itu, Marco Simeoni memaparkan soal teknologi yang akan dikembangkan dalam kerjasama tersebut.
“Kami menawarkan teknologi pirolisis suhu tinggi (850° C) tanpa pembakaran. Proses itu untuk mengubah semua sampah plastik menjadi listrik,” jelas Marco.
Mesin yang disiapkan memiliki kapasitas 5-12 ton per hari. Asumsinya, kata Marco, setiap ton sampah plastik yang diolah menghasilkan listrik hingga 2,5 MWh yang mencakup untuk kebutuhan 6.000 rumah tangga.
Selama di Bali, RFW akan mengadakan WOAH festival-Beach Clean Up pada 8 Juni, menyambangi sekolah dan mengadakan workshop pengolahan sampah plastik menjadi energi pada 13 Juni 2019. (*)
Komentar