Dalam aksi Tapa Pepe rakyat duduk bersila dan menjemur diri di bawah sinar matahari di depan Kerajaan, dengan harapan raja keluar dan mendengarkan aspirasi public. Aksi seperti itu biasanya di lakukan di lapangan terbuka atau alun alun. Mereka hanya akan berdiam diri sambil duduk bersila menghadap kearah singgasana raja.
Dalam sejarahnya, aksi aspirasi public Tapa Pepe sudah di lakukan sejak zaman Majapahit. Raja Majapahit Ra Kuti saat itu di anggap meraih tahta kekuasaan dengan cara yang tidak sah dari Raja Jayanegara. Rakyat yang mengetahui kelicikan Ra Kuti lantas melakukan aksi protes Tapa Pepe di alun alun kerajaan.
Sebab di bawah kepemimpinanya, Majapahit mengalami krisis pangan. Oleh karena itu sebagai bentuk aksi protes, rakyat lantas menggelar tapa pepe di alun alun Kerajaan.
Aksi protes tersebut di bubarkan oleh Ra Kuti melalui pengerahan pasukan kerajaan dengan tindakan kekerasan. Peristiwa ini menjadi catatan demokrasi di masa Kerajaan Majapahit. Bahkan di masa era kepemimpinan Sultan dan Sunan Mataram, aksi protes tapa pepe sampai saat ini masih di lakukan.
Yang menarik dalam catatan peristiwa aksi protes tapa pepe, rakyat tidak di anggap membangkang terhadap kepemimpinan raja./jk
Komentar