oleh

Alisukri Kritisi Karhutla Melalui Karya Tarinya

-Budaya-1.958 views

LOKABALI-Kebakaran hutan di Sumatera tidak hanya membuat prihatian para pihak, tetapi di mata para seniman, kebakaran hutan dijadikan inspirasi untuk berkarya sekaligus mengkritisi Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 tentang pengelolaan sumber daya alam.

Dimana dalam pasal tersebut dikatakan ‘ bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Di mata Alisukri, seniman tari asal Padang yang mengawali embrio penciptaan karya tari untuk desertasi S3 di ISI Surakarta di jelaskan, pemanfaatan air yang bagaimana? Pemanfaatan hutan dan lahan yang bagaimana ?

‘ Untuk kemakmuran rakyat atau para kapitalis’ katanya

Kebakaran hutan di Sumatera tidak hanya menyisakan penderitaan, tetapi juga menyegsarakan rakyat. Karena hasil perkebunan warga turut terbakar. Dampaknya warga tak lagi bisa menikmati hasil bumi.

Begitupun kabut asap dampak dari hutan dan lahan yang terbakar, membuat masyarakat seakan terbelenggu oleh keadaan yang menyiksa. Belum lagi kebijakan pemberian lahan sertifikat gratis oleh Pemerintah, yang di akui Alisukri justru berdampak pada pemetak petakan tanah leluhur milik masyarakat adat.

Di tambah pula ulah kapitalis yang ingin menguasai lahan dengan berbagai cara, membuat masyarakat adat semakin terpinggirkan.

Kondisi sosial seperti ini di ungkapkan Alisukri dalam sebuah karya tari di hutan lemah putih, sehingga tampak nyata gambaran beban rakyat korban Karhutla.

Dengan mengambil latar belakang hutan jati lemah putih, ruang ekpresi seni tari Alisukri di beri police line dan papan peringatan ‘ tanah ini dalam sengketa’. Di sisi lain ruang pentas, di semprotkan kabut asap buatan sehingga ruang pertunjukan terkesan natural seperti kondisi aslinya.

Embrio karya cipta Alisukri inI di pentaskan pada acara lir ilir malam purnama di hutan lemah putih, milik seniman Etnomusikologi, Galihsena.

Meski telah vakum selama tujuh tahun, acara lir ilir malam purnama oleh Galih rencananya akan di hidupkan kembali sebagai ruang ekpresi dan kreasi para seniman dari dalam dan luar negeri untuk berkreasi membuat karya cipta. / Jk.

Follow Lokabali.com di Google News



Komentar

Berita Lain