oleh

Dietplastik Perkenalkan Reuse Protocol dalam Peluncuran Album Kompilasi ‘sonic/panic’

LOKABALI.COM – 13 musisi Indonesia resmi merilis album kompilasi bertajuk ‘sonic/panic’ dalam event IKLIM Fest di Monkey Forest, Ubud, Sabtu (4/11/2023)

Album kompilasi ini menyuarakan tentang krisis iklim yang diproduksi oleh Alarm Records, sebuah label rekaman sadar iklim pertama di Indonesia.

Musisi yang terlibat dalam album ‘sonic/panic’ ini yaitu Endah N Rhesa, Navicula, Tony Q Rastafara, Tuantigabelas, Iksan Skuter, FSTVLST, Made Mawut, Nova Filastine, Guritan Kabudul, Kai Mata, Rhythm Rebels, Iga Massardi dan Prabumi.

Musisi-musisi ini memukau penonton dengan penampilan perdana lagu-lagu dari album kompilasi. Kolaborasi ini juga menggandeng komunitas Yowana Padangtegal, Dietplastik Indonesia, dan mitra lainnya untuk mendukung berkesadaran lingkungan.

Robi, vokalis band Navicula dan salah satu inisiator acara menjelaskan, perjalanan album dimulai dengan lokakarya yang bertujuan memberikan pemahaman lebih dalam tentang isu krisis iklim kepada para musisi yang terlibat.

Lokakarya tersebut memberikan bekal kepada pada para musisi dalam menulis lagu yang akan jadi sarana dalam menyuarakan isu lingkungan kepada publik.

“Jadi dimulai dari workshop, pendalaman isu di bulan Juni lalu. Kemudian kita buat album bersama dan akhirnya launching hari ini,” jelas Robi.

Endah, salah satu personil duo Endah N Rhesa, yang juga terlibat dalam produksi album kompilasi ‘sonic/panic’ mengaku, pengalaman tersebut jadi momen baik untuk menyuarakan tentang krisis iklim melalui musik.

“Isu ini adalah hal yang penting untuk disuarakan, bukan isu yang mudah, tapi kami mencoba break down lagi untuk menyampaikan dengan cara kami,” ungkap Endah.

IKLIM Fest juga menerapkan reuse protocol atau protokol guna ulang oleh Dietplastik Indonesia. Mereka menyediakan wadah dan alat makanan yang dapat digunakan ulang selama festival berlangsung sebagai bagian dari komitmen mereka untuk mengurangi sampah plastik yang telah menjadi masalah serius dalam lingkungan.

Direktur Eksekutif Dietplastik Indonesia, Tiza Mafira mengatakan, protokol guna ulang memiliki emisi jauh lebih rendah dibandingkan sistem pengolahan plastik sekali pakai.

“Kita menggunakan wadah makanan yang kita cuci 100 kali itu emisinya 80% lebih rendah dari plastik sekali pakai yang kita daur ulang lagi,” jelas Tiza Mafira.

Selain itu, beberapa area di IKLIM Fest juga memanfaatkan energi surya sebagai langkah untuk mengurangi emisi karbon. IKLIM Fest juga membagikan bibit tanaman secara cuma-cuma untuk dibawa pulang oleh pengunjung.

Sementara, Jro Bendesa Desa Adat Padangtegal I Made Parmita mengatakan, komitmen IKLIM Fest sejalan dengan komitmen desa mereka dalam menjaga alam.

“Hari ini kita libatkan Yowana, sehingga bisa mentransfer ilmu, bahwa menjaga iklim itu penting,” kata I Made Parmita. (Jeane)

Follow Lokabali.com di Google News



Komentar

Berita Lain