oleh

Menjajal Nyali Menyusuri Goa Peteng di Jimbaran

-Jelajah-2.865 views

LOKABALI.COM – Goa Peteng di Jimbaran, Bali belum dikenal oleh banyak orang. Hanya warga di kawasan Jimbaran, Bali dan orang-orang tertentu saja yang mengetahui keberadaan gua tersebut. I Made Suanda, pemangku yang sekaligus menjadi pengembang Goa Peteng, berencana akan membuka akses untuk masyarakat seluas-luasnya yang ingin melihat keberadaan gua yang penuh eksostisme pemandangan bawah tanah itu.

Gua yang menjorok dibawah tanah itu memiliki kedalaman 300 meter. Kalau dilihat dari depan, sekilas tidak tampak kalau disitu ada gua. Karena persis diatas mulut gua tumbuh pohon beringin besar yang umurnya mencapai ratusan tahun dengan akar yang menutupi sekelilingnya, termasuk mulut gua sendiri.

Salah satu sumber mata air di dasar goa. Disitu ada dua mata air yang cukup unik, satu sumber mata air tawar sedangkan satunya mata air asin – foto: Lokabali.com


Potensi Goa Peteng yang sekarang ini, akan menjadi obyek wisata baru. Meski medan yang ditempuh untuk saat ini masih sangat sulit, Goa Peteng tak pernah sepi pengunjung, terutama pada hari-hari tertentu seperti Galugan-Kuningan, Hari Purnama atau saat Hari Raya Nyepi.


“Sepertinya gua ini sudah menjadi tempat faforit untuk melakukan semedi atau tapa brata. Suasana yang ada memang cukup mendukung, berada di dasar jurang yang sepi jauh dari pemukiman penduduk sehingga ritual yang dilakukan semakin khusuk,” jelas I Made Suanda warga asli Jimbaran, Kuta Selatan, Bali.


.
Satu-satunya suara yang ada di dalam gua tersebut hanya ribuan kelelawar yang bersarang di langit-langit gua. Uniknya lagi, di kedua lorong gua itu dihuni oleh ribuan kelelawar. Hewan bersonar itu hanya berada di dalam gua, tidak pernah keluar masuk.


“Kami ibaratkan, kelelawar itu menjadi penghuni gua. Mereka tidak mengganggu, cuma terbang kesana kemari tapi tidak sampai keluar dari gua. Itulah mengapa, mereka (kelelawar) kami sebut sebagai penghuni gua,” kata Suanda.

I Made Suanda yang juga seorang pemangku Goa Peteng menjelaskan, selain terhubung oleh lorong-lorong kecil, dasar gua memiliki sendang mata air yang tidak pernah ada habisnya. Uniknya lagi, sendang yang berada di lorong gua sebelah kanan terkandung air tawar, sementara di sisi kiri airnya terasa asin. Jadi dua sendang atau mata air di dalam gua itu airnya berlainan rasa. (Way)

Follow Lokabali.com di Google News



Komentar

Berita Lain