LOKABALI.COM – Sebanyak empat puluh orang perwakilan dari berbagai komunitas sosial budaya Jawa di negara Suriname, Selasa malam ( 17/6/19) menggelar temu kangen mengenang kampung halaman di ndalem Soditan Permai, Gumpang Kartasura dengan tajuk ‘Nglaras Siteran, Nglumpuke Wong Jawa Sakdonya‘.
Acara diselenggarakan dalam rangka membangun kenangan masa silam di tanah kampung halaman warga Suriname di Jawa. Kegiatan itu diinisiasi oleh musisi Andi Zate dan Yohan Suratman Reksowijojo, selaku Koordinator Paguyuban Masyarakat Suriname.
Dalam keterangannya Yohan mengatakan, kedatangan rombongan warga Suriname di Solo dalam rangka membangun tali silaturahmi dan mengenang kembali kenangan masa silam di tanah kelahiran.
Selain itu, untuk mengajak masyarakat Suriname melestarikan budaya Jawa dengan cara tetap mempertahankan penggunaaan bahasa Jawa di negara Suriname, mempertahankan seni tradisi Jawa di Suriname, mengenalkan asal usul leluhurnya kepada para generasi muda di Suriname, serta membangun koorporasi kerjasama di bidang usaha dengan masyarakat di kampung halamannya.
“Wujud dari pelestarian budaya tersebut, sampai saat ini warga Suriname masih tetap mempertahankan penggunaan bahasa Jawa dalam keseharian, maupun tata cara adat tradisi Jawa dalam setiap acara hajatan seperti pernikahan, tujuh bulanan dan hajat lainya,” kata Yohan.
Baginya, kunjunganya ke Solo bersama rombongan seakan pulang ke kampung halaman, meski kakek dan keluarganya asli berasal dari Banyumas.
Tidak ada perasaan asing saat berada di Solo, meski baru sekali menginjakan kaki di tanah Jawa. Di hatinya tergores rasa cinta yang sangat dalam, seakan enggan kembali pulang ke negaranya Suriname.
Dikisahkan, tahun 1890 terjadi hijrah besar-besaran yang dilakukan oleh kolonialisme. Sebanyak 33 ribu orang dari berbagai daerah di Jawa dibawa Belanda ke Suriname untuk dipekerjakan.
“Saat ini warga keturunan suku Jawa di Suriname menjadi sebanyak 80 ribu orang,” jelasnya.
Seiring dengan berkembangnya jaman, masyarakat Jawa yang berada di Suriname akhirnya menetap disana dan menjadi warga Suriname.
Mereka bekerja di berbagi sektor, baik di pemerintahan, swasta maupun wirausaha. Ada yang menjadi Menteri Dalam Negeri, Menteri Tenaga Kerja, maupun Wakil Rakyat Negara Suriname.
Bahkan di Pemilu lalu, imbuh Yohan Reksowijojo, salah satu warga keturunan Jawa di Suriname pernah ada yang mencalonkan diri maju sebagai calon Presiden Suriname.
Di dalam parlemen Suriname juga pernah tercetus wacana usulan mendatangkan masyarakat Jawa ke Suriname untuk menjadi bagian dari warga Suriname. Namun wacana tersebut ditolak.
Andi Zate selaku inisiator acara Nglaras Siteran Nglumpuke Wong Jowo Sakdonya mengatakan, terjalinnya komunikasi masyarakat Jawa dengan warga Suriname tak lepas dari misi seni budaya dan musik.
Sebagai musisi, Andi kerap bersama Didi Kempot diundang pentas nyanyi di Suriname. Dari perjalanan musik tersebut, akhirnya terbangun komunikasi dan silaturahmi.
“Sampai akhirnya berlanjut sampai hari ini,” ujar Andi. (JK)
Komentar