LOKABALI.COM – Pesta Kesenian Bali ke-41 tahun ini dipastikan dikemas berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Gubernur Bali Wayan Koster memastikan materi seni yang dilombakan banyak mengalami pembaharuan sehingga tidak monoton. Pawai pembukaan Pesta Kesenian Bali akan berlangsung pada 15 Juni 2019 di depan Monumen Bajrasandi, Renon Denpasar.
“Silahkan nanti lihat pawai pembukaannya, pasti akan beda suasananya,” kata Koster saat briefing acara PKB di Taman Budaya Denpasar, Minggu, 9 Juni 2019.
Tahun ini pula, untuk pertama kalinya sepanjang pelaksanaan pesta seni akbar di Bali itu, semua anjungan pameran tidak dikenakan biaya sewa alias gratis. Itu berlaku untuk stan permanen maupun tenda-tenda yang didirikan di arena PKB.
Koster mengatakan, kebijakan itu diambil dengan mempertimbangkan pemasukan dari sewa anjungan itu kecil, dan dampaknya tidak signifikan terhadap APBD.
“Saya hitung tak sampai Rp 2 miliar. Jadi menurut saya, PKB ini bukan tempat untuk mencari uang, apalagi jika yang dibebankan adalah para UMKM di Bali,” ujarnya.
Gubernur mengaku sudah dari dulu berniat untuk menggratiskan stan di PKB untuk perajin yang berasal dari UMKM tersebut.
“Jangan pernah ragu-ragu menolong orang kecil,” tambahnya.
Koster berpesan, PKB 2019 hendaknya diisi dengan materi yang baru. Secara umum, mengedepankan sekaa sebun dan seni tradisi Bali yang ada di desa-desa adat.
Sementara, Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster menginginkan kemandirian industri lokal.
“Sekarang berkembang motif-motif dengan teknik bordir mesin, harganya juga lebih murah. Namun jika keterusan, saya khawatirkan penenun-penenun kita akan punah karena yang lebih laku adalah yang bordir, karena lebih murah,” ujar istri Gubernur Bali Wayan Koster ini.
Kepada para perajin, Ny Putri Koster mengharapkan tetap dapat melestarikan motif-motif kain warisan leluhur untuk diangkat dan dikonstruksikan kembali. Dengan demikian, motif-motif tradisi akan tetap hidup dan lestari, terlebih bila didukung dengan bahan-bahan yang berkualitas tinggi.
“Kita tidak bisa membendung serbuan produk luar, namun kita bisa menjaga dan mempertahankan idealisme terhadap produk desain lokal,” jelasnya. (*)
Komentar