LOKABALI.COM – Jalur interkoneksi Sumatera, Indonesia-Semenanjung Malaysia, jadi salah satu penanda nota kesepahaman untuk memperkuat komitmen kerja sama energi, keberlanjutan, dan inovasi di seluruh kawasan ASEAN.
Penandatanganan MoU itu dilakukan menutup
ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM41) ke-41 bersamaan dengan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2023 di Nusa Dua Bali, 24-25 Agustus 2023.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, Sumatera-Semenanjung Malaysia akan menjadi interkoneksi Iintas batas bawah laut pertama di kawasan.
Interkoneksi lintas batas negara serumpun itu diteken oleh ACE PT PLN (Persero) dan Tenaga Nasional Berhad (TNB). Studi itu akan fokus pada peningkatan investasi untuk mendukung pengembangan dan implementasi kebijakan.
“Studi Kelayakan akan menentukan kelayakan teknis, keuangan, dan ekonomi dan juga penilaian dampak lingkungan awal,” kata Arifin Tasrif di Nusa Dua, Bali, Jumat, 25 Agustus 2023.
Arifin menambahkan, kolaborasi itu untuk melanjutkan terwujudnya cetak biru regional ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II: 2021-2025.
Selain interkoneksi Sumatera, ACE, PT PLN (Persero) juga menggandeng Sabah Electricity Sdn Bhd (SESB) untuk interkoneksi Kalimantan -Sabah, Malaysia.
Kolaborasi itu, kata Arifin, bertujuan untuk mencapai interkonektivitas keamanan Elenergi berkelanjutan di wilayah Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina (BIMP).
Selain itu, untuk mempercepat integrasi energi terbarukan, Asean menggandeng China melalui program Power Grid Advancement Programme (APG-AP).
Dalam hal ini, Asean Center for Energy (ACE) dan ASEAN-China Clean Energy Cooperation Centre (ACCECC) mendatangi MoU untuk
meningkatkan penelitian bersama, berbagi pengetahuan, dan inisiatif kerja sama di sektor energi.
“Kerja sama akan menyelenggarakan lebih banyak program sinergi yang solid dalam kebijakan, kemajuan teknologi, pembiayaan, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia,” jelas Arifin.
Selain itu, penandatanganan MoU juga dilakukan mitra pendana seperti, Bank maupun Yayasan. Kerja sama itu, kata Arifin, memberikan akes pendanaan untuk penelitian bersama, pengembangan kebijakan, dan adopsi teknologi.
“Ada 12 MoU yang ditandatangani. Ini akan terus berkembang untuk mempercepat transisi energi dan memastikan ketahanan energi,” kata Arifin. (Jen)
Komentar