LOKABALI.COM – Barong sakral menjadi salah satu tarian dengan unsur magis tinggi yang hanya boleh ditarikan dalam setiap upacara khusus di Bali. Cara pementasan Barong sakral ini juga tidak sembarangan karena harus melewati tahapan atau Utpeti (penyucian) terhadap lakon yang akan dibawakan maupun para penarinya. Bahan kayu pembuatan Barong sakral sendiri juga harus diambil dari tempat khusus, seperti kuburan. Oleh karena itu Barong merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu di Bali.
Tarian ini merupakan kisah peperangan antara kebaikan dan kebatilan. Kebaikan
disimbolkan dengan rupa Barong. Sedangkan kebatilan disimbolkan dengan wujud
Rangda (raksasa). Menurut Komang Alit, seorang penari Rangda dari Serangan,
Denpasar, mengatakan, pertempuran yang terjadi antara Barong dan Rangda, tak
pernah berkesudahan. Jadi tak ada yang kalah maupun menang.
“Kalau namanya pertempuran pasti ada yang menang dan kalah. Tapi dalam perang
tanding antara Barong dan Rangda, tidak seperti itu. Tarian akan selesai begitu
saja di akhir pementasan,” jelas Komang Alit yang seorang penari Rangda tunggal
di Pura Segara, Serangan, Denpasar.
Alit mengatakan, Barong dan Rangda merupakan pasangan suami istri. Jadi dalam
pertemuan keduanya, yang biasa disebut orang saling bertempur mengukur
kesaktian, sebenarnya adalah bentuk melepaskan kangen antara suami dengan
istri. Oleh karena itu, ditambahkan Alit, ‘pertempuran’ Barong dan Rangda tidak
berakhir dengan kemenangan maupun kekalahan.
“Tarian Barong sakral ini sarat dengan filosofi. Kalau di Bali mengenal istilah
Rwabhineda, kira-kira begitu filosofi yang ada dari tarian Barong. Ibarat dua
sisi mata uang, antara Barong dan Rangda, sebenarnya merupakan pasangan yang
saling membutuhkan. Hanya saja, dalam tarian itu, Barong dan Rangda tak pernah
saling bertemu. Maka, ketika mereka saling berhadapan, yang muncul seperti
peperangan tapi sebenarnya keduanya saling melepas kangen dengan cara yang
berbeda,” terang Komang Alit yang menjadi Pregina (penari sakral) sejak dua
tahun lalu.
Di beberapa Banjar di Bali, tarian Barong sakral hanya boleh ditarikan pada
acara-acara khusus seperti Pidodalan setiap enam bulan sekali, Hari Kajeng
Kliwon maupun saat Purnama Tilem. Dalam setiap kali pementasan, jumlah penari
ada 15 orang yang terdiri dari perempuan maupun laki-laki. Alit menjelaskan, di
Desa Serangan, tari Barong menampilkan dua sosok Rangda. Namun, dua Rangda itu
tak boleh ditarikan dalam satu waktu yang bersamaan. Sosok Barong ditarikan
oleh dua orang yang berada di depan dan belakang.
Bagian depan berperan sebagai pemegang kepala dan bagian belakang
berada di ekor. Alit menjelaskan, Barong yang umum digunakan memiliki berat
hingga mencapai 90 kilogram.
Walaupun topeng Barong berserta perhiasan dan asesoris sudah dipasang, tidak
akan dapat memiliki daya magis sebelum disucikan. Proses penyucian ini
dilakukan dalam beberapa tingkatan. Tingkatan pertama disebut Prayascita dan
Mlaspas. Tingkatan kedua disebut Ngatep dan Pasupati. Kemudian, tingkatan
ketiga berupa Masuci dan Ngerehin.
Dengan ketiga rangkaian upacara penyucian tersebut maka Barong dan Rangda dapat
dikatakan telah suci, keramat, serta mengandung nilai magis religius serta
berhak disebut sebagai kekuatan Tuhan dan menjadi objek keagamaan dalam
memantapkan nilai rasa bakti bagi umat.
Prosesi lain dalam pembuatan topeng Barong sakral, dijelaskan Alit berupa
penentuan hari baik pembuatan Barong dan
Rangda sehingga menjadi benda sakral. Jenis
kayu yang dipilih untuk pembuatan topeng Barong dan Rangda juga
berpengaruh dengan kesakralan yang ada. Umumnya kayu yang digunakan adalah kayu
yang diyakini mempunyai kekuatan magis.
“Secara umum topeng Barong sama. Perbedaannya biasanya terdapat pada warna
rambut, ada yang merah, putih dan hitam. Asesoris yang digunakan, umumnya juga
sama berupa bulu dan cermin-cermin kecil yang dipasangkan di rambut Barong,”
terang Komang Alit.
Cara merawat topeng Barong dan Rangda juga dilakukan secara khusus. Masing-masing topeng diserahkan kepada satu orang pemangku untuk merawatnya. Hal itu juga berlaku terhadap topeng-topeng lain yang menyertai dalam pementasan tarian Barong sakral. (Way)
Komentar