LOKABALI.COM-Banyak sekali tempat laku ritual di pulau Jawa yang masih sakral dan memiliki aura ghaib yang sangat kuat , salah satunya yakni Pertapaan Pringgondani.
Baca Juga : Kemana Wahyu Kederajatan Jokowi berlabuh ?
Selain di kelilingi banyak sekali tempat-tempat keramat seperti sendang, goa, punden dan batu gilang, dikalangan para spiritual kejawen, Pringgondani dianggap sebagai salah satu pancer untuk menempa menjalani laku ilmu kesejatian hidup, serta menjadi tempat untuk pembenahan diri sekaligus merampungkan segala permasalahan saat seseorang di terpa masalah seputar duniawi.
Pertapaan Pringgondani terletak di lereng Gunung Lawu di desa Blumbang, Kecamatan Tawangmangu Karanganyar. Tempat ini berada di dalam wana wisata atau hutan lindung KPH. Surakarta yang tak jauh dari atas puncak Gunung Lawu.
Akses yang harus di tempuh para pelaku ritual untuk mencapai Pertapaan Pringgondani sangat mudah sekali. Dari pusat kota Solo atau terminal Bis Tirtonadi ke Pringgondani bisa di tempuh dengan angkutan umum, maupun mobil dan motor pribadi dengan menempuh jarak kurang lebih 50km tujuan obyek wisata Tawangmangu.
Setelah berada di kawasan wisata Tawangmangu, para pelaku ritual harus menempuh perjalanan lagi mengarah ke Desa Blumbang yang hanya berkisar sekitar 5km dari terminal bis Tawangmangu. Setibanya di Desa Blumbang pelaku ritual kemudian di diharuskan melanjutkan perjalananya lagi dengan cara jalan kaki memasuki wana wisata Pringgondani, mendaki Gunung Lawu menuju Pertapaan Pringgondani yang berjarak sekitar 4km dari Desa Blumbang.
Baca : Tempat keramat jujugan ngalap berkah hajad pangkat derajat
Jalan di kawasan hutan Pringgondani hanya jalan setapak tanah liat yang dahulu kala dipakai para perambah hutan dan petani saja, tetapi kini jalan tersebut telah berubah dibangun dengan menggunakan pasir dan semen untuk memudahkan akses jalan menuju Pertapaan Pringgondani. Pembangunan jalan ini dilakukan para pelaku ritual yang terkabulkan permohonanya setelah mereka menjalani laku ritual di Pringgondani.
Jalan setapak yang dulunya hanya selebar kurang dari satu meter dan berada di pinggir jurang, kini semakin bertambah lebar setelah beberapa tebing di pangkas oleh penduduk desa untuk memperlebar akses jalan setapak.
Hampir secara keseluruhan akses jalan setapak yang menuju ke atas Pertapaan Pringgondani berada di pinggir jurang, untuk itu para pelaku ritual harus hati hati pada saat menempuh perjalanan dimalam hari.
Suasana pada saat malam hari di dalam hutan sangat lengang sekali, hanya bunyi binatang malam yang bersahut sahutan serta suara gemericik air terjun yg terdengar dimalam hari. Suasana seperti ini akan membuat situasi di dalam hutan Pringgondani terlihat sangat angker.
Namun pemandangan ini akan nampak jauh berbeda ketika pelaku ritual menempuh perjalanan pada waktu pagi atau pada saat siang hari. Suasana didalam hutan tampak begitu indah nan asri dengan hawa pegunungan yang sangat sejuk, ditambah lagi pemandangan alam yang sangat mempesona.
Jarak 4 km meter dari desa Blumbang ke Pertapaan Pringgondani harus di tempuh dengan jalan kaki sekitar satu jam perjalanan.
Komentar