LOKABALI.COM-Konsep pembangunan kota di Indonesia saat ini harus di kembalikan lagi kepada konsep aslinya, yang mengandalkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Banyaknya keragaman budaya dan sumber daya alam di Indonesia, menjadi modal utama bagi daerah untuk berkembang dan maju berbasis sektor wisata, demikian di sampaikan oleh Dr. KPP. Dato’ Sri.KRA.H. Andi Budi Sulistijanto Sosrohamijoyo, S.H, M.Ikom selaku Ketua Dewan Pembina Berbudaya Indonesia.
Pemerhati budaya dan pariwisata yang kerap memberikan perhatian terhadap pembangunan kota berbasis budaya ini menambahkan, ke depan sektor wisata menjadi satu satunya pengganti devisa sumber daya alam mineral dan migas yang lambat laut mulai terkuras habis akibat ekplorasi.
Sedangkan salah satu kota saat ini yang sangat berpotensial sekali berkembang menjadi kota budaya Internasional yaitu Kota Solo dan sekitarnya.
Sebagai kota pemangku kebudayaan, Solo tidak hanya menjadi central pengembangan wisata budaya, tetapi juga menopang seluruh sektor wisata di Soloraya. Keberadaan keraton dan tempat tempat wisata budaya, heritage maupun peninggalan budaya tak berbenda di kota Solo dapat di kembangkan dan di sinergikan dengan ekonomi kreatif.
Sehingga dampak ekonomi yang berkembang tidak hanya di sektor pariwisatanya saja, tetapi wirausaha kecil dan menengah juga dapat berkembang’ Jelas pria yang akrab di panggil Gus Andi menyyampaikan wawasanya.
Di katakan oleh Andi, pemetaan wilayah di daerah berdasarkan data peninggalan sejarah dan sumber daya alam yang bisa di kembangkan menjadi destinasi wisata, akan dapat di ketahui secara pasti konsep pengembangan yang akan di lakukan.
‘ Apakah di kembangkan menjadi kawasan wisata religi, wisata budaya, ataupun wisata berbasis sumber daya alam ‘ Tegas Dr. Andi Budi Sulistijanto
Sedangkan di Solo sendiri,
ketiadaan sumber daya alam yang dimiliki akan lebih tepat jika kembangkan menjadi kawasan wisata budaya dan religi.
Dua sektor pengembangan wisata ini tidak hanya melibatkan masyarakat sekitar dan wirausaha, tetapi jasa perhotelan dan pariwisata juga harus di libatkan secara bersama sama.
‘ Begitupun para pemangku budaya, sehingga wajah asli kota Solo akan tampak di permukaan ‘ Katanya menandaskan.
Penggalian sejarah masa silam melalui ‘ Niti Desa ‘ juga dapat di kembangkan menjadi konsep desa wisata atau wisata kampung. Konsep ini tidak hanya menggali dan membangun sejarah yang lama di tinggalkan, tetapi juga mengembangkanya menjadi destinasi wisata.
Begitu pula manfaat lainya, dapat meliterasi kepada para generasi muda tentang keragaman budaya dan sejarah di daerah.
Di usungnya konsep pengembangan wisata berbasis kearifan oleh Walikota Solo terpilih, Gibran Rakabumingraka, diakui oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Berbudaya Indonesia sangat pas dengan kultur masyarakat Kota Solo.
Hanya saja konsep tersebut harus lembih rinci di kembangkan terkait dengan kearifan yang ada di tengah masyarakat, tutup Dr. KPP. Dato’ Sri. KRA. H. Andi Budi Sulistijanto Sosrojamijoyo, S.H, M.Ikom./ Tok
Komentar