LOKABALI.COM-Kerajaan Pajang kini hanya menjadi literasi sejarah kejayaan raja raja di Nusantara. Pajang oleh para sejarahwan di anggap sebagai kerajaan Majapahir terakhir, sebab secara garis keturunan Sultan Hadiwijaya merupakan cucu Prabu Handayaningrat dari Pengging dan Retna Pembayun, putri Prabu Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit.
Di era kesultanan Pajang mata pencaharian masyarakat terjadi pola perubahan hal yang mendasar, dari sebelumnya negara bahari berubah menjadi negara agraris. Masyarakat menggantungkan hidup dari hasil bumi bercocok tanam dan palawija. Terbukti sampai sekarang singkong hasil bumi masyarakat Pajang sangat terkenal di seluruh penjuru Nusantara.
Kesuburan lahan pertanian Pajang tak lepas dari kondisi geografis tanah yang subur serta kecukupan sumber mata airnya. Bahkan sampai saat ini jejak sumber mata air tersebut masih bisa di temukan di petilasan Kasultanan Karaton Pajang.

‘Sumber mata air tersebut bernama Sendang Panguripan’ Kata Kanjeng Pangeran Dr. H. Andi Budi, SH. M. Ikom, sentana dalem Keraton Solo yang juga tokoh budaya nusantara.
Andi, sendang Panguripan pertama kali di temukan oleh Suradi Joyonagoro saat ia menjalani laku mukti puasa tujuh hari, ngebleng 1 hari. Dari pengakuanya ia merasa di datangi seekor ular besar yang menelan seorang kakek tua. Saat ular itu berada di hadapanya, kakek tua tersebut keluar dari mulut ular kemudian berkata,’ Kene iki bener papane sendang panguripan, kanggo nulung masyarakat sing mbutuhake. Sendang iki tembus nganti tumeka segara kidul’ ( Di sini ini benar tempatnya sendang panguripan untuk menolong masyarakat yang membutuhkan. Sendang ini tembus sampai laut Selatan )
Setelah memperoleh petunjuk ghaib, Suradi lantas memanggil tukang sumur untuk mengecek kebenaran adanya sendang penguripan di lahan yang ia miliki. Saat penggalian baru mencapai dua meter, tampak air mengalir deras keluar dari dalam tanah. Oleh karena kesulitan menutup derasnya air yang mengalir keluar dari sumber mata air, Suradi lantas mengalirkanya dengan menggunakan pipa paralon ke bak penampungan air.
Usai di ketahui benar adanya sebuah sumber mata air dari laku mukti yang ia jalani, lewat sebuah acara ritual khusus wayangan, sumber mata air Sendang Panguripan lantas di buka oleh Suradi Joyonagoro.
Sentana dalem yang juga Ketua Yayasan Indonesia Maju dan Berbudaya ini mengungkapkan, disebut dengan nama Sendang Penguripan, sebab secara umum air merupakan sumber kehidupan bagi semua mahkluk hidup di alam semesta, baik manusia, binatang ataupun tumbuh tumbuhan. Tak terkecuali menjadi tempat bersemayamnya para mahkluk astral.
Hanya saja fungsi utama anasir air di ciptakan oleh Allah SWT sebagai sumber kehidupan, sehingga senantiasa memberikan manfaat hidup bagi siapapun. Air juga memiliki filosofi hidup, mengalirlah seperti air yang selalu turun ke bawah. Yang di maknai sebagai sebuah keihlasan hidup, mengalir apa adanya dengan senantiasa melihat kebawah.
‘ Urip urup seperti air. Hidup tidak hanya bagi diri sendiri, akan tetapi hidup yang mampu memberikan kehidupan kepada seluruh isi alam semesta dalam rangka memayu hayuning bawana’ Jelas Kanjeng Pangeran Dr. H. Andi Budi S, S.H, M. Ikom memaparkan makna filosofi air.
Tak sedikit warga masyarakat kabul hajadnya usai mereka menjalani laku di Sendang Panguripan. Selain ngalap berkah pangkat derajat, banyak juga pelaku ritualyang mengambil air dari Sendang Penguripan untuk menyembuhkan penyakit medis dan non medis.
‘ Alhamdulilah banyak yang sembuh ‘ Pungkas tokoh budaya nusantara yang akrab di sapa Gus Andi dalam keteranganya./Jk
Komentar