LOKABALI.COM – Balingkang Festival tahun ini berubah nama menjadi Kintamani Chinese Festival. Pada kali pertama pelaksanaan tahun lalu, festival budaya itu menuai sukses besar.
“Tak menutup kemungkinan, tahun ini jumlah wisatawan yang datang bisa lebih banyak lagi. Sehingga gaung dari festival ini bisa lebih luas di dunia internasional,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Bali, Putu Astawa, Kamis, 16 Januari 2020.
Konsep Kintamani Chinese Festival tak berbeda jauh dengan Balingkang Festival. Tujuan utama event tersebut tetap sesuai dari konsep awal yakni, membidik pasar wisatawan Tiongkok berkualitas untuk datang ke Bali.
“Seperti kita ketahui, wisatawan Tiongkok yang datang sangat banyak, selain juga wisatawan Australia. Jadi pangsa pasar ini harus kita manfaatkan,” ujarnya.
Kintamani Chinese Festival akan digelar pada 8 Februari 2020. Diperkirakan, wisatawan Tiongkok yang akan hadir mencapai 1.500 orang. Dinas Pariwisata melibatkan Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) dalam mendatangkan wisman asal negeri tirai bambu tersebut.
Pertunjukkan yang akan ditampilkan dalam event itu menjadi perpaduan kesenian tradisional Bali dan Tiongkok. Dari sejarah yang ada, kawasan Kintamani dulunya menjadi tempat pembauran antara warga lokal dengan orang Tiongkok.
Pembauran itu sampai sekarang masih terlihat dari ornamen tempat persembahyangan yang ada di kawasan perbukitan di Bali itu. Kisah yang paling epik dari pembauran tradisi Kintamani dan Tiongkok yakni legenda romantis antara Jayapangus dan Putri Kang Cing We.
Romansa tersebut menceritakan cinta segitiga antara Raja Jayapangus dengan Putri Kang Cing We dan Dewi Danu. Jayapangus menikahi Kang Cing We namun tidak diberikan keturunan.
Akhirnya sang raja berikhtiar melakukan pertapaan di Gunung Batur, hingga akhirnya bertemu dengan Dewi Danu. Keduanya memadu kasih namun diketahui oleh Kang Cing We.
Persoalan pun kian rumit, sampai akhirnya turun Bethari Batur dan mengutuk Jayapangus dan Putri Kang Cing We menjadi Barong dan Landung.
Selain seni pertunjukan, Kintamani Chinese Festival juga akan mengangkat anjing Kintamani yang telah mendunia dalam sebuah parade.
“Seperti kita ketahui trah anjing kintamani adalah spesies asli dari Kintamani yang perlu kita lestarikan dan perkenalkan kepada dunia. Jadi saya harap melalui festival ini, keberadaan anjing Kintamani akan diketahui dan kelak bisa sejajar dengan jenis anjing kelas dunia,” kata Astawa.
Bagi yang ingin menyaksikan, jangan sampai kehilangan momen. Festival akan digelar pada Sabtu, 8 Februari 2020, terbuka untuk umum dan GRATIS. (Way)
Komentar