LOKABALI.COM – Diantara ratusan abdi dalem kraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, terselip sosok mungil, lucu, namun cukup gagah.
Sosok bocah lelaki yang baru kelas 4 SD ini, cukup menarik perhatian bagi siapa saja yang melihatnya. Dialah abdi dalem termuda yang bernama Rizky Kuncoro Manik.
Keberadaannya sering menyita perhatian bagi tamu keraton, atau siapapun wisatawan yang datang.
Bocah ganteng ini lahir pada tanggal 27 Oktober sembilan tahun silam. Sejak kecil ia sudah diasuh oleh kakeknya, yaitu Mbah Suyat Cermo Wicoro (64).
Sewaktu umur Rizky masih 3 bulan dalam kandungan, mendadak bapaknya meninggal karena sakit. Setelah itu, sang ibu yang bernama Sartiyem, tiba-tiba juga pergi ke luar negeri.
Kepergiannya tepat beberapa saat setelah Rizky berulang tahun pertamanya.
“Sejak ibunya pergi dan tak tak pernah berkabar kami yang merawat si Rizky,” tutur Mbah Suyat.
Tak heran sampai sekarang, si Rizky memanggil kakeknya tersebut dengan sebutan bapak. Karena ia menganggap bahwa kakeknya tersebut adalah ayahnya.
Begitu pula dengan neneknya, ia panggil dengan sebutan mak’e atau ibu. Sang kakek juga merupakan abdi dalem keraton sejak 43 tahun yang lalu. Dan bertugas mengurusi wayang di kraton.
Mulai memelihara properti wayang, hingga menyiapkan wayang dan segala perlengkapannya saat akan pentas.
“Maklum saya dulu sebenarnya juga lulusan dari sekolah dalang kraton Yogya,” ujar Mbah Suyat yang sudah bergelar Kanjeng Mas Tumenggung, atau setara dengan pangkat Bupati dalam karir abdi dalem kraton.
Mbah Suyat termasuk dalam divisi abdi dalem tepas. Atau abdi dalem yang mempunyai kewajiban setiap hari harus masuk, atau wajib berkantor di keraton.
Karena seringnya berpakaian Jawa, atau busana khas dengan jarik serta ikat kepala blangkon, membuat si kecil Rizky juga tertarik untuk ikut-ikutan berbusana seperti itu.
Sampai suatu hari, saat usia Rizky menginjak 5 bulan, ia pun kepincut untuk ikut pergi ke kraton bersama mbah Suyat. Klop sudah hobi kecil si Rizky, yaitu membuntuti si kakek bekerja sekaligus menyandang busana khas abdi dalem keraton.
Selain senang memakai pakaian Jawa tersebut, ia sangat menikmati saat memasuki tembok keraton.
Apalagi saat betemu dengan keluarga kraton, ia dengan khidmat ikut memberikan salam sembah seperti yang dilakukan sang kakek.
Maklum sebelumnya, ia sudah diajarkan tata-cara dan sopan santun ketika bertemu dengan keluarga kraton oleh kakeknya. Sehingga ia pun dengan fasih bisa melakukan seperti yang dilakukan abdi dalem dewasa lainnya.
Pertama kali pergi ke keraton, sedikitpun tak ada rasa grogi pada dirinya. Malah ia merasa bangga dan senang setiap kali bertemu dengan orang-orang. Baik bertemu kalangan keluarga atau bangsawan kraton, ataupun tamu-tamu wisatawan keraton.
Dengan busana khas abdi dalem, yaitu blangkon, kain jarik, stagen, kamus timang, serta terselip keris di punggungnya, ia selalu menjadi pusat perhatian.
Bahkan seorang Gusti Yudan sampai memberi perhatian khusus kepada si bocah kecil tersebut. Ia selalu terlihat akrab dengan si bocah kecil yang menggemaskan itu. Setiap kali ada acara penting kraton, tak lupa si kecil Rizky juga ikut diundangnya.
Jika Rizky tak datang atau tak terlihat, selalu ditanyakan kepada Mbah Suyat. Nah sejak saat itulah, si Rizky mulai dikenal sebagai abdi dalem cilik dan termuda di lingkungan keraton.
“Meskipun sebenarnya, dia (Rizky) hanya ikut saya saja, namun semua orang menganggapnya sudah seperti abdi dalem resmi,” lanjut Mbah Suyat. (Med)
Komentar