LOKABALI.COM – Masyarakat Desa Nongan Kabupaten Karangasem menggelar tarian sakral berumur ratusan tahun. Tarian Rejang Pala ditarikan bertepatan dengan Karya Ngusaba Dalem, Ida Bhatara Dalem Memasar di Pura Pesamuhan Agung/Pasar Nongan, Desa Pakraman Nongan, Rendang, Karangasem.
Sekitar 200 penari dilibatkan dalam tarian itu baik dari kalangan anak-anak, remaja maupun dewasa. Tim rekontruksi tari Rejang Pala Wayan Arya Satyani mengatakan, tarian Rejang Pala merupakan peninggalan Pura Pan Balang Tamak yang ada di Desa Nongan.
“Saya berharap tarian ini mewakili sejarah yang ada di Desa ini, khususnya di Pura Pan Balak Tamak. Dengan demikian, sejarah yang ada dapat diketahui, dinikmati oleh generasi muda saat ini,” jelas Arya Satyani.
Menurut Arya, awalnya, di kalangan masyarakat desa setempat hanya beredar cerita jika tari Rejang tersebut hanya berupa gelungan berisi buah-buahan dan dikeluarkan pada saat ada upacara. Dalam ritual itu tidak diikuti dengan tarian.
“Karena masyarakat tidak mengetahui bagaimana cara menarikanya,” jelasnya.
Ia bersama tim dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, kemudian menelusuri sejarah dan melakukan renkontruksi tarian tersebut. Tarian Rejang Pala memiliki tujuan memohon keselamatan, kesuburan. Karena itu, para penari dihiasi dengan gelungan yang berisi buah-buahan lokal.
Sementara, Putri Koster yang merupakan seniman tari dan pembaca puisi mengatakan, membangkitkan kembali seni budaya yang hampir punah merupakan wujud nyata kepedulian terhadap warisan leluhur.
“Saya minta generasi muda Bali mulai peduli membangkitkan dan melestarikan seni budaya yang kita miliki, terlebih seni budaya yang hampir punah,” jelas istri Gubernur Bali. (*)
Komentar