LOKABALI.COM – Taman Safari Gajah di Desa Taro, Tegalalang, Gianyar, Bali, jadi satu-satunya penangkaran gajah Sumatera yang kini telah berhasil berkembangbiak di luar habitat aslinya.
Taman yang dikelola oleh Mason Adventure, sebuah perusahaan keluarga yang dimiliki oleh Nigel Mason itu, mengantongi surat dari pemerintah untuk setiap ekor gajah yang dibawa ke Bali. Jadi, gajah-gajah itu bukan milik pribadi melainkan punya pemerintah.
Awalnya ada 27 ekor Gajah Sumatera, namun sekarang bertambah menjadi 33 ekor. Made Karyanto Mason pemilik wahana yang merupakan istri dari Nigel Mason mengatakan, pihaknya tidak semata-mata berbisnis dengan gajah-gajah itu.
Namun, pihaknya juga memuliabiakkan hewan terbesar di bumi itu sehingga kelestariannya dapat terjaga.
“Bisnis yang ada di desa terpencil jelas itu harus kolaborasi dengan masyarakat sekitar, baik dalam bentuk apapun, baik itu prioritas sumber daya manusia dari lingkungan sini. Pemenuhan kebutuhan bahan baku makanan untuk gajah dipasok dari desa sekitar sini. Pemenuhan makanan gajah kita disini juga dari masyarakat sekitar sini,” jelas wanita yang akrab disapa Yani itu.
Terlebih lagi, gajah merupakan salah satu hewan dengan kemampuan makan yang besar. Setiap hari, setiap gajah menghabiskan sekitar 250 kg makanan. Lagipula, hewan dengan komunitas sosial yang tinggi itu tak mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
“Namun disini mereka mau berkembangbiak. Sangat sulit itu dilakukan kalau mereka sendiri tidak merasakan nyaman di tempat yang baru. Sekarang juga ada yang lagi hamil mungkin tahun ini akan lahir,” jelas Yani demikian.
Sementara, Nigel Mason mengatakan, Taman Safari Mason Elephant Park sengaja dibangun untuk menyelamatkan Gajah yang berada dalam kondisi berbahaya.
Menurutnya lokasinya yang berada jauh dari keramaian sengaja dibangun untuk memberikan mereka rumah yang nyaman. Mereka dapat hidup dengan gembira tanpa ketakutan akan ancaman kematian di habitatnya yang telah rusak.
“Semua Gajah yang dibawa kesini awalnya dalam kondisi yang menderita. Sekarang, sejak tinggal disini mereka hidup aman dan lebih bahagia. Tentu dengan segala sesuatu yang harus disesuaikan. Disini memang bukan hutan, tapi kami sudah berusaha sesempurna mungkin untuk menjadikan tempat ini semirip mungkin dengan hutan,” kata Nigel Mason.
Taman Safari Mason Elephant Park berdiri sejak 22 tahun lalu. Dalam perjalanan puluhan tahun itu, hanya beberapa gajah baru yang berhasil lahir. Nigel Mason mengatakan, banyak tudingan kepada dirinya, terutama dari kalangan aktifis yang mengatakan, gajah-gajah itu dipaksa dipekerjakan dengan perlakuan brutal.
“Jadi kami harap bisa dimengerti bahwa mereka disini diperlakukan dengan sangat baik jauh dari kekerasan dan kebrutalan,” ujarnya.
“Kami dituding memperlakukan dengan buruk, itu tidak benar. Disini mereka hidup dengan bahagia. Para aktivis tidak mengerti apa yang mereka katakan. Sebaiknya mereka lihat dulu kesini saksikan sendiri dari dekat sebelum mereka membuat statemen yang emosional,” bantahnya.
Menurut Nigel Mason, sampai saat ini Taman Safari Mason Elephant Park didukung dan terdaftar di lembaga Animal Welfare atau sebuah lembaga pengawas kesejahteraan hewan dunia.
Para pengunjung yang datang mendapat edukasi tentang Gajah, mereka diberi pengetahuan tentang sifat, perilaku, kebiasaan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kehidupan Gajah. Pengunjung juga dapat menunggang Gajah dan ikut memandikan dan merawatnya.
Selain Taman Safari Gajah, Mason Adventure juga memiliki beberapa wahana yang lain diantaranya Lodge, Jungle Buggies, Water Rafting, River Kayaking, Mountain Cycling, Tropical Trekking, dan juga ada Helicopter Sky Tour and Service. (Jean)
Komentar