LOKABALI.COM – Berawal dari bisnis daun tembakau di Jember, Jawa Timur, akhirnya merambah ke produksi cerutu dan berkelas internasional. Siapa sangka, brand Boss Image Nusantara (BIN), cerutu yang diproduksi secara hand made ini berhasil merambah pasar Asia dan dunia.
Marketing Representative Iman Santoso menjelaskan, bibit tembakau pilihan yang ditanam di Jember itu melalui riset hampir 15 tahun, sehingga menghasilkan tembakau kualitas. Dari tembakau itu mampu menghasilkan cerutu berkualitas.
“Awalnya bisnis daun tembakau saja, hingga akhirnya, kami mencoba merambah pasar Cigar dan ternyata respons ya bagus,” ujarnya Iman Santoso ditemui di Hatten Wines, Sanur, Bali.
Daun tembakau yang digunakan untuk Cigar umumnya telah dipanen 2 tahun sebelum diproduksi menjadi Cerutu. Hal itu, dikatakan Iman, untuk mendapatkan kualitas Cerutu berkelas dunia. Maka tak mengherankan, jika akhirnya produk BIN merambah pasar internasional seperti, Malaysia, Jepang, Cina, Siprus, Moldova, Polandia, Denmark, Paris dan Turki.
“Yang pasti di Cina, setiap tahun 500-1000 stik Cigar yang kita kirimkan,” tambah Iman.
Dengan proses produksi yang dikerjakan secara hand made, rata-rata satu orang wrapper dapat menghasilkan 150-200 batang per hari.
Iman menjelaskan, ada beberapa tahapan proses produksi pembuatan cerutu BIN. Pertama, setelah daun tembakau siap, kemudian digulung sampai mendapatkan ukuran yang dibutuhkan. Dari situ, kemudian masuk ke tahapan pengeringan atau drying.
“Drying, kemudian dimasukkan ke cold storage selama 3 minggu. Lalu dikeluarkan lagi selama 3 hari, kemudian dimasukkan lagi ke cold storage selama 3 minggu lagi. Quality control sangat menentukan layak atau tidak Cigar itu masuk ke pasaran,” jelasnya.
Harga cerutu produk BIN bervariasi antara ratusan ribu hingga jutaan rupiah dalam satu pack.
“Cerutu warnanya semakin gelap, semakin keras dan mahal harganya,” ujar Iman demikian. (Way)
Komentar