LOKABALI. COM-Yayasan Forum Budaya Mataram, Sabtu siang (28/01) menggelar acara diskusi budaya bertajuk ‘ Menyoroti Lemahnya Pelestarian Obyek/ Cagar Budaya Di Indonesia’, yang di selenggarakan di Kampus Fakultas Komputer Universitas Dharma AUB Surakarta.
Hadir pada acara tersebut, Wakil Walikota Solo Drs. Teguh Prakoso, Ketua Yayasan Karya Dharma UNDHA AUB Surakarta Dr. Anggoro Panji Nugroho, M.M, sejarahwan, akademisi dan para komunitas pencinta budaya.

Diskusi budaya menghadirkan empat narasumber diantaranya, Wahyu Broto Raharjo, S.S, M.Hum dari BPCB Jawa Tengah. Filolog Totok Yasmiran, S.S yang juga Kepala UPT Museum Radya Pustaka Surakarta. Drs.R Surojo, pegiat budaya dari Forum Budaya Mataram dan Tri Purwadi, M.Pd selaku Sekjen Forum Budaya Mataram dengan Moderator Dra. Chatarina Etty, S.H, M.Pd.
Baca juga : Undha aub apresiasi-kegiatan diskusi budaya yang di selenggarakan forum budaya mataram
Diskusi di selenggarakan dalam rangka menyoroti lemahnya upaya pelestarian obyek maupun benda cagar budaya di Indonesia, khususnya yang masih berstatus ODCB ( Obyek Diduga Cagar Budaya )’ Terang Ketua Forum Budaya Mataram, Dr. BRM. Kusuma Putra, S.H, M.H dalam keteranganya.
Sebab tak di pungkiri, saat ini banyak sekali ODCB yang rusak dan hilang, sehingga lambat laun jika tidak segera di selamatkan maka warisan budaya bangsa akan hilang, sebut Kusuma dalam keteranganya.
Dikatakan Kusuma, melalui diskusi budaya kita tidak hanya menyoroti persoalan dimana lemahnya upaya pelestarian benda cagar budaya di Indonesia, namun juga membangun semangat kebersamaan antar kelompok masyarakat pemerhati dan pecinta warisan budaya, Pemerintah dan dinas terkait dalam hal ini Balai Pelestari Cagar Budaya dan Dinas Kebudayaan.
Kesenjangan upaya pelestarian tersebut tidak hanya dari soal lemahnya edukasi kepada masyarakat, akan tetapi juga masih adanya peraturan yang tumpang tindih antar Peraturan Pemerintah dengan Peraturan Daerah.
Di akui oleh Ketua FBM, obyek atau benda cagar budaya tak hanya terkandung banyak makna dan nilai kesejarahan, akan tetapi juga peradaban masyarakat Nusantara beserta budayanya.
Nilai nilai tersebut harus dijaga dan di lestarikan sepanjang masa, agar budaya luhur bangsa Indonesia senantiasa terjaga dan lestari bagi generasi seterusnya.
Semangat dan kebersamaan dalam upaya pelestarian tersebut harus selalu di gaungkan, sebab hilangnya warisan budaya bangsa lambat laun akan mengikis karakter jatidiri bangsa.
Oleh karenanya jangan pernah kita melupakan warisan yang di tinggalkan para leluhur. Karena dari merekalah sampai saat ini kita masih memiliki karakter jati diri bangsa, tegas Ketua Forum Budaya Mataram .
Senada dengan Ketua FBM, Wakil Walikota Solo, Drs. Teguh Prakosa juga menandaskan pentingnya kebersamaan di dalam menjaga warisan budaya bangsa. Baik yang berupa benda maupun non benda.
Pemerintah Daerah di akui Teguh, tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan dan peran serta lembaga pelestari budaya, komunitas pencinta budaya dan unsur masyarakat lainya.
Saran dan kritikan akan menjadi masukan penting bagi Pemerintah Daerah dalam membuat regulasi terkait upaya pelestarian budaya. Apalagi Kota Solo memiliki misi pembangunan kota modern yang berbudaya.
Hasil diskusi di harapkan Wakil Walikota Solo dapat menjadi masukan, khususnya bagi Pemerintah Kota Solo dalam menentukan regulasi upaya penyelamatan warisan budaya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Karya Dharma Pancasila yang memayungi Universitas Dharma AUB menyampaikan, pentingnya pengenalan dalan membangun kecintaan terhadap warisan budaya bangsa di masukan ke dalam sektor pendidikan sejak dari usia dini sampai dengan mahasiswa.
Sebab generasi muda harus memiliki jati diri dan karakter diri yang selaras dengan budayanya sendiri.
Seperti halnya UNDHA AUB yang pada saat awal di bentuk salah satunya memiliki misi dan visi berpijak pada nilai kearifan lokal. Untuk itu melalui diskusi ini para mahasiswa di harapkan dapat lebih mengenal dan mencintai warisan adi luhung budaya bangsa. / Jk




















Komentar